Senin, 18 Februari 2013

TIDAK SEMESTINYA MEMBALUT LUKA DGN LUKA

Pernah terluka ? Luka di dada ... Lebih spesifik lagi luka krn cinta? Aku belum mau mengaku aku pernah ... Melukai dan kebetulan dalam sekali, bahkan mengakibatkan bunuh diri (bukan mencoba tapi sudah bunuh diri) ? ... Walau tak mati ... ? Aku juga blm mau mengaku aku pernah melukai.
Sedikit cerita aja deh ttg 'betapa tdk bermanfaatnya bunuh diri'
Alkisah, seorang gadis kurus kering, rambut gak pernah disisir tapi dia cantik spt Dhini Aminarti. Dalam 6 bulan ini dia dekat dgn seseorang, walau dia seorang aktivis kampus tentunya punya banyak teman, tapi kedekatan semacam ini dan dgn pria ini, bukan ranah yg bisa dihadapi dgn gampang bahkan oleh seorang aktivis.
Pria manis yg bisa menyanding seorang cewek yg terlihat keras saat bekerja tapi terlihat lembut saat bicara (betapa bangganya dia). Ehm menurut si pria 'bidadari satu ini bertekad baja'... dan dia bersayap, bukan krn aktifitasnya yg membuat dia terbang kesana sini ... tapi krn kata2nya bersayap ... huaduh ...
Kata2 bersayap ini terpaksa beberapa kali terucap saat mereka bersama ... tebak krn apa ? Krn mereka berbeda agama ....
Salah satunya adalah kata2 spt ini 'walau aku bisa menerbangkan pesawat, tapi aku tdk akan bisa menerbangkan anganku unt hidup bersamamu' ... Sebuah kata2 yg akan berakhir jeda sangat panjang ... dan biasanya ditanggapi dgn topik politik, budaya bahkan tentang perilaku lucu teman2 si pria. Intinya dalam membahas hubungan, mereka tdk pernah tuntas ... krn memang tdk akan tuntas, dan itu disadari oleh keduanya.
Hubungan mereka tdk dinodai adanya org ketiga dan sebagainya ... adem dan bertebaran rona cinta disana-sini. Luka baru terasa ketika mereka tdk sedang berdua. Saat sholat terutama. Perempuan taat ibadah ini sering membodoh2kan diri sendiri, disaat sajadah dia duduki.
Dia tahu dia akan menemukan hatinya remuk lebih dari sekedar berkeping-keping disaat dia putuskan 'putus'. Tapi sudah saya bilang belum tadi ya? Dia perempuan kuat ... dia akan putuskan apa yg memang harus diputuskan.
Disini saya baru belajar ternyata perempuan lebih kuat dari pria.
Si pria tdk bisa menerima kata 'putus' yg menurut anggapannya adalah semena-mena. 'Saat ini kita tidak sedang bicara ttg Lintas Agama, saat ini kita bicara ttg hidup kita' ... kata2 yg sama sekali tdk bersayap tapi menyayat dua sisi baik si pria maupun si wanita. REMUK memang istilah yg tepat unt menggambarkan kondisi hati mereka.
Setelah itu jalanan menjadi tidak melandai bagi si pria. Dering telpon yg biasa berdering 8 kali sehari dan selalu diangkat dgn cepat, namun sekarang ada apa ini ? ... kabel telpon sepertinya terlepas dari koneksi ... Dalam 3 hari mereka tak lagi beradu suara, apa lagi bertemu muka ... krn si wanita entah sembuyi dimana, bumi mungkin menelannya. 1 bulan tak bertemu muka, tak bertemu suara ternyata mampu membunuh raga. Si pria mengambil keputusan unt mengakhiri hidupnya dgn memilih cara bunuh diri paling konvensional 'menyayat nadi sendiri' setelah membelah kaca cermin kamarnya menggunakan tinju tanpa sarung tinju.
Dalam 1 bulan ternyata dia merasakan hidup tiada makna ... pingin mati aja ...katanya.
Si wanita mendapatkan telpon suara lembut seorang ibu di sebelah sana 'mbak tolong kesini, sesuatu terjadi dgn mas' ... lalu diceritakanlah kejadian tadi. Gustiii kenapa harus seperti ini, kenapa sablonan 'life must move on' tdk tertempel di semua jidat hambaMu. Tebaklah sekali lagi ... ternyata perempuan kuat tadi sudah berubah jadi biadab ... dgn tdk mengikuti keinginan sang ibu (next mother in law/calon mertua).
Perempuan ini bisa saja datang unt membalut luka dgn perban ... 'Tapi sekarang toh dia sdh dijahit, sudah diperban ... Kalau seandainya aku datang, aku hanya akan membalut luka dgn luka, spt menambah lara dalam dada'.
Perempuan ini mungkin tdk tersungkur krn cinta, tapi siapa bilang dia tdk tersungkur krn rasa bersalah.
Remah2 cinta ini memberi hikmah, bahwa menghadapi perempuan 'berhati baja' bunuh diri tdk ada manfaatnya.
'true story' tapi bukan autobiografi penulis ... Oooh leganya ..... akhirnya aku bisa bikin cerita yg bukan self oriented.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar