Senin, 18 Februari 2013

Bukan Resensi Film Confusius

Confusius, manusia yg dianggap mewarnai fisafat moral politis negri Cina, pernah bilang begini 'perkataan harus dilindungi dgn kekuatan dan kekuasaan' ...he ngece ... Dia juga bilang, 'dlm tindakan dan perkatanmu jangan pernah mengkhianati kesopanan' ... Good sengtuju ... Dan banyak lagi hujan kata2 indah di film itu ... Confusius memang sebentuk karakter pahlawan, tapi bukan itu yg mau aku bahas disini.
Inti sari pembahasan saya justru 'ngenes tenan dadi pahlawan iku'. 'ngenes tenan membela kebenaran dan membela yg lemah'. Ogah ahh jadi pahlawan, hanya dikenang indah setelah sengsara tiada tara ... (bener2 komentar yg 'in contrary' dgn semangat kepahlawanan).
Ironi kepahlawanan ituh ...'sehebat-hebatnya pahlawan selalu saja dibarengi dgn kebencian sebagian kelompok lain, yg kadang jumlahnya tdk kalah banyak'.
Sering cita2 kepahlawanan berakhir kandas. Ambil contoh cita2 Mahatma Gandhi, prinsip cuma ada dua :
1 - menyelesaikan masalah tanpa violance.
2 - mempersatukan india.
Di detik2 cita2nya persis akan tercapai, di detik itu pula cita2nya spt berbalik arah.
1. Violance terjadi merata di India, darah tertumpah dimana-mana.
2. India terpecah dan membelah mjd india dan pakistan (hindu dan islam).
Sehingga pd hari proklamasi India ...Mahatma Gandhi tdk menampakkan batang hidungnya.
Contoh lain :
Bung Karno, prinsip cita2nya hanya membuat bangsa ini memiliki 'national character building'. In about 30 years later what have we seen ? yg tampak hanyalah diri2 yg mementingkan diri sendiri, padat memenuhi negri yg bernama NKRI ...hehe..
Sesungguhnya para pahlawan itu sering cita2nya gak kesampaian.
Entah kenapa saya yg udah tahu begitu, kok ya masih hobi baca buku, nonton DVD cerita2 kepahlawanan. Mungkin aku agak kelainan, atau mungkin aku sedang mencari format kepahlawanan yg tdk menyedihkan ... Go figure .. harusnya format pejuang fullfilment, pejuang win-win solution yg dibutuhkan unt saat2 spt ini ... Bukan pejuang menegakkan kebenaran ... Anggap aja kebeneran ada yg ngurus sendiri ... (padahal ora ono sing ngurus hehe ... mergo ora ono sing gelem). Menegakkan kebenaran, menegakkan keadilan hanyalah pekerjaan org2 yg pingin bunuh diri ...
We lah ... Nilai kepahlawanan mengalami degradasi spt juga nilai sebuah perkawinan. Jaman dahulu, perkawinan makin tinggi nilainya ditinjau dari tingkat perjuangan dan pengorbanan thd pasangan... Sekarang gradasinya menurun khan ? Nilai perkawinan jaman sekarang berorientasi masihkah saling menguntungkan ?... pengorbanan udah gak jaman ... Nilai kepahlawanan sekarang sama juga dong ... berorientasi keuntungan dan kalo boleh pinjem istilah Sri Mulyani : makin bisa meng-adobt 'kawin kepentingan' antar penguasa maka dialah yg saat ini dianggap menjunjung tinggi nilai kepahlawanan.
Basah sudah ujung mataku dan remuk pula dadaku, krn detik ini terpaksa kubisikkan 'good bye' pengorbanan,
'good bye' kebenaran dan keadilan , 'good bye' para pendekar ... Kalian udah gak jaman...
Kata2 itu terpaksa .... sungguh terpaksa aku ucapkan, pada hari yang akan hujan...pada hari air mataku akan tersamarkan ...
10 november masih lama kok ya aku nulis beginian ...?? Ruwet sisan ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar