Minggu, 17 Februari 2013

Cinta Platonik Adalah Cinta yg Berusaha Nggak Ngapa-ngapain

Beberapa saat berselang saya pernah menuliskan 'belahan jiwa menurut teori Plato'. Ada yg kurang jeli dari tulisan saya tsb, krn saat saya menulis, saya tdk tahu bahwa Plato adalah seorang jomblo. Mana mungkin seorang jomblo tahu betul arti 'belahan jiwa' bahkan sampai titik menghasilkan teori filosofis ... Nggak mungkin gituu !
Peristiwa diatas lalu saya hubungkan dgn sebuah istilah yg sempat bikin saya mesam-mesem sendiri, yaitu istilah 'CINTA PLATONIK'. Sudah tahukah anda apa itu cinta platonik ??
Untuk lebih memperjelas definisi, saya mau menceritakan sebuah cerita wagu.
Seorang wanita PNS (pegawai non swasta) curhat dgn temannya seorang muslimah tak berjilbab. PNS ini sudah menikah namun sedang deket dgn pria rekan kerjanya. Menurut dia hubungannya ini adalah hubungan yg nggak ngapa-ngapain. Hanya hubungan yg semakin manis dan semakin manis. Hubungan tak berjarak tanpa seks katanya. Hahaha ...
Si perempuan muslimah tak berjilbab tadi menanggapi 'bukannya cinta yg nggak ngapa-ngapain itu bahkan sudah sangat ngapa-ngapain krn bagi pasangan kita, itu sudah bisa menyakiti bahkan 'to the max' ?. Cerita ini kalo diteruskan bisa panjang, maka saya sudahi sekian saja.
Lha terus apa itu cinta platonik ? Secara kalimat populer cinta platonik adalah mencintai orang yg tdk legal unt dicintai namun kategori cintanya tanpa hasrat seksual yang meledak-ledak, serta tidak ada keinginan untuk saling memiliki walau dlm posisi dimabuk cinta. Saling menghormati, saling menjaga, dan tetap ada pendar-pendar bahagia ketika mendapatkan sapaan sederhana melalui telepon, sms, maupun sederet kalimat di layar blackberry.
Sudah yaa ... Capeeek ... masalahnya perempuan muslimah tdk berjilbab tadi siapa hayooo ?? Bukan saya lhoo ! Tapi seorang perempuan yg datar di urusan cinta, hehe 'a plateu woman' ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar